Visi Keilmuan Program Studi

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Visi Keilmuan

“Mengembangkan pendidikan bahasa Inggris yang unggul dan berdaya saing global dalam menghasilkan pendidik, peneliti, dan english entrepreneur dengan berbasis english education, english tourism, dan teknologi”


Tujuan Program Studi
Tujuan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris selaras dengan profil lulusan, yakni:



 Strategi Pencapaian Tujuan PS

Sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan rencana strategis (renstra) IKIP Siliwangi sebagai lembaga induknya dan Fakultas Pendidikan Bahasa Sebagai fakutas yang dinaungi, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris  IKIP Siliwangi memiliki sasaran dan strategi pencapaian sebagai berikut: a). Meningkatkan mutu untuk memperoleh akteditsi “unggul” Lamdik, b). Meningkatkan mutu input mahasiswa. c). Meningkatkan mutu proses pembelajaran, d). Meningkatkan mutu lulusan, e). Meningkatkan mutu dosen, f). Meningkatkan mutu riset dan publikasi dosen, g). Meningkatkan mutu kegiatan kerja sama, h). Meningkatkan mutu sistem administrasi Prodi.

 

Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, strategi prodi Pendidikan Bahasa Inggris diuraikan sebagai berikut:
a.   Strategi pencapaian akreditasi Unggul dari Lamdik:

              1.   Tim borang program studi diikutsertakan dalam workshop pelatihan pengisian borang. Pengisian Borang ditingkat fakultas dan ditingkat institusi.

              2.      Tim LPMI dikirimkan mengikuti pelatihan penjaminan mutu internal dalam rangka meningkatkan mutu input mahasiswa,

              3.       Peninjauan dan Pembaruan Kurikulum: Melakukan peninjauan menyeluruh terhadap kurikulum yang ada, termasuk memperbarui dan menyesuaikannya dengan kebutuhan industri dan perkembangan                     terkini dalam bidang yang bersangkutan. Kurikulum harus menekankan pada penguasaan kompetensi dan keterampilan yang relevan serta memadukan teori dengan praktik,

              4.       Pengembangan Sumber Daya Manusia: Memastikan keberhasilan dalam mencapai akreditasi unggul dengan mengembangkan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk dosen 

                     dan staf pendukung. Ini dapat mencakup pelatihan terkait pedagogi modern, penggunaan teknologi pembelajaran, serta penguasaan bahasa Inggris yang memadai,

              5.       Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur: Menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan efisien. Termasuk di dalamnya adalah perpustakaan yang   

                      lengkap, laboratorium bahasa yang modern, dan fasilitas teknologi informasi yang memadai,

              6.       Implementasi Teknologi Pendidikan: Menerapkan teknologi pendidikan secara luas dalam proses pembelajaran dan administrasi. Hal ini meliputi penggunaan e-learning, aplikasi pembelajaran berbasis 

                      mobile, dan sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang terintegrasi,

              7.       Pengembangan Riset dan Inovasi: Mendorong pengembangan riset dan inovasi dalam bidang pendidikan bahasa Inggris. Institusi dapat memfasilitasi kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam 

                     penelitian yang relevan dengan fokus pada pemecahan masalah nyata dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris,

              8.       Kemitraan Strategis: Membangun kemitraan strategis dengan industri, lembaga riset, dan komunitas lokal. Kemitraan ini dapat meningkatkan kesempatan magang, penelitian kolaboratif, dan peningkatan 

                     relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri,

              9.   Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan pengukuran kinerja secara berkala dan evaluasi terhadap implementasi strategi-strategi perbaikan. Institusi perlu memiliki mekanisme evaluasi 

                    yang kuat untuk memantau kemajuan menuju akreditasi unggul.


b.     Strategi pencapaian mutu input mahasiswa:

             1.   Melaksanakan promosi prodi dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat, sosialisasi melalui program english goes to school, gerakanikip siliwangi mengajar, promosi melalui media cetak dan media                  sosial.;

              2.       Kemitraan dengan Institusi Pendidikan Menengah: Kerjasama dengan sekolah menengah atau lembaga pendidikan lainnya dapat membantu mengidentifikasi dan merekrut siswa berpotensi dengan 

                     pencapaian akademis yang baik.

              3.       Pemberian Bantuan dan Dukungan: Institusi pendidikan dapat memberikan bantuan dalam bentuk bimbingan dan pendampingan kepada calon mahasiswa untuk mempersiapkan mereka menghadapi 

                     persyaratan masuk.

              4.       Peningkatan Sarana dan Prasarana: Memastikan tersedianya fasilitas yang memadai untuk pendidikan dan pembelajaran, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas komputer, sehingga dapat 

                     menarik calon mahasiswa berkualitas.

              5.       Meningkatkan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran: Memastikan pengajaran dan pembelajaran dilakukan oleh dosen dan pengajar yang berkualitas tinggi dengan pengalaman praktis di lapangan.

              6.       Melakukan seleksi berkas persyaratan masuk perguruan tinggi;

              7.       Melaksanakan seleksi mahasiswa baru (tes potensi akademik dan english proficiency test (toefl))

              8.       Pemantauan dan Evaluasi Kontinu: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara teratur terhadap strategi pencapaian mutu input mahasiswa untuk mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu                perbaikan.


c.     Strategi pencapaian proses pembelajaran:

1.    Memfasilitasi mahasiswa dengan berbagai model pembelajaran yang inovatif seperti project based learning dan case study;

2.    Mengintegrasikan hasil penelitian dan PPM dosen ke dalam proses pembelajaran, baik sebagai referensi maupun materi ajar;

3.    Memperbaharui perangkat pembelajaran sesuai dengan perkembangan kurikulum, ipteks, dan kebutuhan masyarakat;

4.    Memfasilitasi proses belajar dengan laboratorium, diantaranya lab. Microteaching dan lab. Bahasa;

5.    Mengajukan perbaikan sarana prasarana pendukung pembelajaran, seperti ruang kuliah yang representatif dan pengadaan media pendukungnya;

6.    Meningkatkan buku dan modul bahan ajar per tim teaching/kelompok bidang kajian;

7.    Memfasilitasi kolaborasi pembelajaran melalui kuliah dosen tamu dan praktisi mengajar;

8.    Melaksanakan monitoring evaluasi proses pembelajaran

9.    Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif: Mendorong penggunaan metode pembelajaran yang aktif, seperti diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, proyek, atau pembelajaran berbasis masalah. Metode ini dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan memperkuat pemahaman konsep.

10. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran: Memanfaatkan teknologi pendidikan seperti platform pembelajaran daring, simulasi virtual, video pembelajaran, atau aplikasi edukatif untuk meningkatkan aksesibilitas materi pembelajaran dan memfasilitasi interaksi antara mahasiswa dan dosen.

11. Pengembangan Kurikulum yang Relevan: Merancang kurikulum yang relevan dengan tuntutan industri atau bidang pekerjaan tertentu. Kurikulum harus mencakup keterampilan praktis dan teoritis yang diperlukan untuk sukses dalam karir.

12. Penggunaan Penilaian Formatif dan Sumatif: Menggunakan penilaian formatif (seperti ujian sepanjang semester, tugas, atau ulangan) dan penilaian sumatif (seperti ujian akhir atau proyek akhir) untuk memantau pemahaman mahasiswa dan memberikan umpan balik yang berguna.

13. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Memberikan pelatihan dan dukungan kepada dosen dalam pengembangan keterampilan pengajaran, penggunaan teknologi, dan implementasi metode pembelajaran inovatif.

14. Pengajaran Berbasis Masalah: Menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) di mana mahasiswa diberi tantangan untuk memecahkan masalah nyata, sehingga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

15. Fasilitasi Diskusi dan Interaksi: Mendorong diskusi kelas yang aktif dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen dan sesama mahasiswa. Diskusi ini dapat memperdalam pemahaman materi dan membangun kemampuan berpikir kritis.

16. Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif: Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada mahasiswa tentang kinerja mereka, baik dalam hal akademis maupun keterampilan non-akademis seperti komunikasi dan kerja tim.

17. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong pembelajaran kolaboratif di antara mahasiswa, di mana mereka bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu, sehingga mempromosikan kerja tim dan komunikasi efektif.

18. Pengembangan Keterampilan Lunak: Mengintegrasikan pengembangan keterampilan lunak seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, etika kerja, dan adaptabilitas ke dalam kurikulum pembelajaran.


           d.     Strategi pencapaian peningkatan mutu lulusan:

1.     Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar;

2.    Mengembangkan fasilitas peminatan dan karir, khususnya dalam bidang peningkatan karier pengajaran, penelitian, dan entrepreneur berbasis bahasa Inggris dan tourism;

3.     Mengembangkan fasilitas percepatan studi akhir dan studi lanjut,

4.     Menyelenggarakan tutorial BTQ sebagai upaya pendidikan karakter,

5.     Menyelenggarakan tutorial TOEFL dan menyelenggarakan Tes-nya,

6.     Menyelenggarakan BIMTEK kekhasan prodi,

7.    Pelibatan dalam program MBKM (kampus mengajar, magang/MSIB, Pertukaran Pelajar Mahasiswa,

8.     Memfasilitasi mahasiswa dalam program perkuliahaan lintas prodi

9.     Pelibatan mahasiswa dalam penelitian dan PkM dosen,

10. Memfasilitasi mahasiswa dalam kegiatan perlombaan dan kegiatan pelatihan keterampilan lainnya

11. Peninjauan dan Peningkatan Kurikulum: Melakukan peninjauan secara berkala terhadap kurikulum untuk memastikan relevansi dengan tuntutan industri atau bidang kerja tertentu. Penambahan atau penyempurnaan materi pembelajaran juga perlu dipertimbangkan berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan.

12. Pengembangan Kemampuan Soft Skills: Memasukkan pelatihan dan pengembangan keterampilan lunak (soft skills) seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, kerja tim, dan kemampuan beradaptasi, keterampilan ICT yang penting untuk kesuksesan di tempat kerja.

13. Pengalaman Praktis (Internship atau Magang): Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program magang atau internship di industri terkait sebagai bagian dari kurikulum. Hal ini dapat memberikan pengalaman kerja nyata dan membantu mengasah keterampilan praktis.

14. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif: Mengadopsi metode pembelajaran yang aktif dan berpusat pada mahasiswa seperti studi kasus, proyek, dan diskusi kelompok, yang dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep-konsep akademis.

15. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Mahasiswa: Melakukan pengukuran kinerja mahasiswa secara teratur menggunakan beragam alat evaluasi seperti ujian, tugas, atau proyek, untuk memantau kemajuan mereka dan memberikan umpan balik konstruktif.

16. Penguatan Konseling Akademik: Menyediakan layanan konseling akademik yang efektif untuk membantu mahasiswa mengatasi tantangan akademis dan mengembangkan rencana studi yang sesuai dengan minat dan tujuan karir mereka.

17. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Mendorong dosen untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka dengan melibatkan teknik pengajaran yang inovatif, interaktif, dan menginspirasi.

18. Sistem Pendukung Akademik: Mengimplementasikan sistem pendukung akademik seperti tutoring, bimbingan akademik, atau program remedial bagi mahasiswa yang membutuhkan.

19. Pelatihan Keterampilan Riset: Mengintegrasikan pelatihan keterampilan riset dan metodologi penelitian dalam kurikulum untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan analitis dan kritis.

20. Evaluasi Diri dan Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan evaluasi diri secara berkala terhadap program studi dan implementasi strategi peningkatan mutu lulusan, serta melakukan perbaikan berkelanjutan berdasarkan temuan evaluasi.

21. Kolaborasi dengan Industri: Membangun kemitraan yang erat dengan industri untuk mendapatkan masukan tentang kebutuhan tenaga kerja dan persyaratan kemampuan yang diinginkan, sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan lebih baik.



                e.  Strategi pencapaian mutu dosen:

1.    Perekrutan yang Selektif: Melakukan proses perekrutan dosen secara selektif dengan memperhatikan kualifikasi akademis, pengalaman mengajar, dan rekam jejak riset yang relevan. Institusi perlu memastikan bahwa dosen yang direkrut memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang studi yang mereka ajarkan.

2.    Memotivasi dan mendukung dosen melanjutkan dan menyelesaikan studi lanjut,

3.    Mendorong dosen aktif dalam kegiatan tridarma PT

4.    Memotivasi dan memfasilitasi dosen untuk terus meningkatkan karir fungsional/kepangkatan atau jad;

5.    Mendorong dan memfasilitasi dosen mengikuti berbagai kegiatan pengembangan seperti pelatihan dan seminar, baik tingkat nasional maupun internasional

6.    Pengembangan Diri dan Pelatihan Berkelanjutan: Memberikan kesempatan dan dukungan untuk pengembangan diri dosen melalui pelatihan berkelanjutan, seminar, workshop, dan pendidikan lanjutan. Hal ini membantu dosen untuk terus meningkatkan kualitas mengajar dan pengetahuan dalam bidangnya.

7.    Penilaian Kinerja Berkala: Melakukan penilaian kinerja dosen secara berkala berdasarkan standar yang jelas dan transparan. Evaluasi ini dapat mencakup evaluasi oleh mahasiswa, rekan sejawat, serta evaluasi mandiri.

8.    Pemberian Penghargaan dan Insentif: Memberikan penghargaan, pengakuan, dan insentif kepada dosen yang berhasil mencapai kinerja yang baik dalam mengajar, riset, atau pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dosen untuk terus memberikan kontribusi yang positif.

9.    Penyediaan Sarana dan Prasarana: Memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung aktivitas pengajaran dan riset dosen, seperti laboratorium, perpustakaan, dan teknologi informasi.

10. Stimulasi Riset dan Publikasi: Mendorong dosen untuk aktif dalam kegiatan riset dan publikasi ilmiah dengan menyediakan dukungan dalam hal penelitian, penulisan proposal, dan publikasi karya ilmiah.

11. Kolaborasi dan Jaringan: Membangun kolaborasi dan jaringan antar-dosen dengan institusi lain, baik dalam maupun luar negeri, untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman.

12. Peningkatan Kualitas Pengajaran: Memberikan dukungan untuk pengembangan materi pengajaran yang inovatif dan menarik, serta penerapan metode pembelajaran yang efektif.

13. Membangun Budaya Akademik yang Positif: Membangun budaya akademik yang mendukung pertukaran ide, kolaborasi, dan inovasi di antara dosen dan staf akademik lainnya.

                     14. Partisipasi dalam Kegiatan Profesional: Mendorong dosen untuk aktif dalam kegiatan profesional seperti konferensi, seminar, dan pertemuan ilmiah untuk memperluas pengetahuan dan jejaring mereka. 


         f. Strategi pencapaian mutu riset dan publikasi dosen:

1.    Mengoptimalkan research group untuk konsisten dan berkelanjutan melaksanakan penelitian dan publikasi;

2.    Mendorong dosen untuk mengikuti berbagai kegiatan pelatihan penelitian dan publikasi;

3.    Melaksanakan kegiatan seminar internasional secara konsisten dan berkala setiap tahun untuk memfasilitasi publikasi hasil penelitian;

4.    Mendorong Kolaborasi Antar-Dosen: Mendorong kolaborasi antar-dosen dan tim riset untuk memperluas cakupan riset, berbagi pengetahuan, dan menghasilkan penemuan yang lebih inovatif.

5.    Penyediaan Dukungan Finansial: Menyediakan sumber daya finansial untuk mendukung kegiatan riset, seperti pendanaan untuk penelitian, perjalanan konferensi, dan pengadaan peralatan penelitian.

6.    Pengembangan Jaringan Riset: Membangun jaringan riset yang kuat dengan lembaga riset lain, dunia industri, dan komunitas ilmiah untuk mendukung pertukaran ide dan kolaborasi.

7.    Pelatihan dan Pengembangan Diri: Memberikan pelatihan dan dukungan untuk pengembangan keterampilan riset, metodologi penelitian, analisis data, dan penulisan ilmiah kepada dosen.

8.    Penyusunan Rencana Riset Jangka Panjang: Mendorong dosen untuk menyusun rencana riset jangka panjang yang terarah dan terukur, serta melibatkan pemantauan dan evaluasi secara berkala.

9.    Evaluasi Kinerja Riset: Melakukan evaluasi kinerja riset secara berkala dengan memperhatikan jumlah dan kualitas publikasi ilmiah, penghargaan, dan kontribusi riset terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

10. Fasilitasi Proses Publikasi: Memberikan dukungan dan bimbingan kepada dosen dalam proses penulisan publikasi ilmiah, termasuk pemilihan jurnal yang tepat dan penyusunan artikel yang berkualitas.

11. Mendorong Publikasi Terbuka (Open Access): Mendorong dosen untuk mempublikasikan hasil riset secara terbuka (open access) untuk meningkatkan aksesibilitas dan dampak riset mereka.

12. Penyusunan Kegiatan Diseminasi Hasil Riset: Mendukung kegiatan diseminasi hasil riset melalui seminar, konferensi, dan workshop untuk berbagi pengetahuan dan memperluas dampak riset.

13. Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada dosen yang berhasil dalam menghasilkan riset berkualitas tinggi dan berdampak bagi masyarakat ilmiah dan industri.

14. Monitoring dan Evaluasi Kontinu: Melakukan monitoring dan evaluasi secara kontinu terhadap strategi pencapaian mutu riset dan publikasi dosen untuk mengidentifikasi keberhasilan dan area perbaikan.


        g.  Strategi pencapaian mutu kegiatan kerja sama:

1.    Mengikuti berbagai kegiatan MBKM kementerian sehingga terbangun jejaring kerja sama dengan mitra terkait;

2.    Membangun jejaring kegiatan MBKM mandiri dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha dan dunia industri sesuai dengan kekhasan prodi Pendidikan Bahasa Inggris;

3.    Melaksanakan pelatihan dan seminar secara berkala dengan sekolah, komunitas, forum MGMP dan masyarakat luas di wilayah Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Subang, Kab. Dan Kota Karawang, Kab. Cianjur dan Kab. Purwakarta

4.    Identifikasi Kemitraan Strategis: Mengidentifikasi dan menetapkan kemitraan strategis dengan pihak eksternal yang relevan dan memiliki tujuan yang sejalan dengan misi institusi.

5.    Pengembangan Jaringan dan Hubungan: Membangun jaringan dan hubungan yang kuat dengan pihak eksternal melalui berbagai kegiatan seperti seminar, konferensi, dan acara networking.

6.    Pengembangan Program Kerja Sama: Merancang program kerja sama yang terstruktur dan terukur dengan pihak eksternal, termasuk pengembangan proyek bersama, pertukaran personel, dan pertukaran pengetahuan.

7.    Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Bersama: Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bersama dengan pihak eksternal, seperti riset kolaboratif, pengembangan kurikulum bersama, atau pelatihan industri.

8.    Penyediaan Dukungan Administratif: Menyediakan dukungan administratif yang diperlukan untuk memfasilitasi kerja sama, termasuk pengaturan kontrak kerja sama, perizinan, dan administrasi keuangan.

9.    Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kerja Sama: Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan kerja sama untuk mengukur pencapaian tujuan, mengidentifikasi hambatan, dan mengembangkan strategi perbaikan.

10. Pengembangan Kapasitas: Mengembangkan kapasitas internal untuk mendukung kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk pelatihan bagi staf dan dosen terkait kerja sama industri dan riset.

11. Penerapan Good Governance: Menerapkan prinsip good governance dalam kegiatan kerja sama untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan kemitraan.

12. Penyusunan Laporan dan Diseminasi Hasil: Menyusun laporan secara berkala tentang hasil kerja sama dan memastikan diseminasi informasi yang relevan kepada pihak terkait.

13. Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada pihak eksternal yang berkontribusi dalam keberhasilan kerja sama, sehingga memperkuat hubungan dan motivasi untuk berkolaborasi lebih lanjut.


h.  Strategi pencapaian mutu sistem administrasi:

1.    Merekrut tenaga kependidikan yang memiliki pendidikan sesuai dengan bidangnya;

2.    Memotivasi dan mendelegasikan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensi dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dan bimtek

3.    Standardisasi Proses Administrasi: Menetapkan standar proses administrasi yang jelas dan terdokumentasi untuk memastikan konsistensi dan transparansi dalam penyelenggaraan layanan administrasi.

4.    Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada staf administrasi untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam pengelolaan sistem administrasi yang kompleks.

5.    Peningkatan Layanan Pelanggan: Memfokuskan pada pelayanan pelanggan (mahasiswa, dosen, pegawai, dan masyarakat) dengan memastikan respon yang cepat, ramah, dan efektif terhadap kebutuhan administratif.

6.    Pengembangan Sistem Pelaporan dan Monitoring: Membangun sistem pelaporan dan monitoring yang efektif untuk mengukur kinerja administrasi, memantau kepatuhan terhadap kebijakan, dan mendeteksi potensi perbaikan.

7.    Kebijakan dan Prosedur yang Terukur: Menyusun kebijakan dan prosedur administrasi yang jelas, transparan, dan mudah dipahami oleh semua pihak terkait.

8.    Audit Internal dan Evaluasi Berkala: Melakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas sistem administrasi, mengidentifikasi ketidaksesuaian, dan mengusulkan perbaikan.

9.    Integrasi Antar Sistem: Mengintegrasikan berbagai sistem administrasi (misalnya keuangan, akademik, dan sumber daya manusia) untuk memungkinkan pertukaran data yang lancar dan sinkronisasi informasi.

10. Penggunaan Best Practices: Mengadopsi praktik terbaik (best practices) dalam manajemen administrasi dari institusi atau organisasi sejenis untuk meningkatkan efisiensi dan mutu layanan.

11. Partisipasi Pengguna dalam Pengembangan Sistem: Melibatkan pengguna (mahasiswa, dosen, staf) dalam pengembangan dan evaluasi sistem administrasi untuk memastikan bahwa sistem memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.

                     12. Memonitoring tenaga kependidikan untuk melaksanakan pelayanan prima (service excellent);